- Konsep Disiplin Diri
- Pengertian Disiplin
Disiplin merupakan istilah yang sudah memasyarakat di berbagai
instansi pemerintah maupun swasta. Kita mengenal adanya disiplin kerja,
disiplin lalu lintas, disiplin belajar dan macam istilah disiplin yang
lain. Untuk lebih memahami tentang disiplin belajar terlebih dahulu akan
dikemukakan pengertian disiplin menurut beberapa ahli:
- Menurut Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) (1997:11) menyebutkan
“makna kata disiplin dapat dipahami dalam kaitannya dengan ‘latihan
yang memperkuat’, ‘koreksi dan sanksi’, ‘kendali atau terciptanya
ketertiban dan keteraturan’, dan ‘sistem aturan tata laku”.
Disiplin dikaitkan dengan latihan yang memperkuat, terutama
ditekankan pada pikiran dan watak untuk menghasilkaan kendali diri,
kebiasaan untuk patuh, dll. Disiplin dalam kaitannya dengan koreksi atau
sanksi terutama diperlukan dalam suatu lembaga yang telah mempunyai
tata tertib yang baik. Bagi yang melanggar tata tertib dapat dilakukan
dua macam tindakan, yaitu berupa koreksi untuk memperbaiki kesalahan dan
berupa sanksi. Kendali atau terciptanya ketertiban dan keteraturan
berarti orang yang disiplin adalah yang mampu mengendalikan diri untuk
menciptakan ketertiban dan keteraturan. Sistem tata laku dimaksudkan
bahwa setiap kelompok manusia, masyarakat, atau bangsa selalu terikat
kepada berbagai peraturan yang mengatur hubungan sesama anggotanya
maupun hubungannya dengan masyarakat, bangsa atau negara.
Seseorang perlu memiliki sikap disiplin dengan melakukan latihan yang
memperkuat dirinya sendiri untuk selalu terbiasa patuh dan mempertinggi
daya kendali diri. Sikap disiplin yang timbul dari kesadarannya sendiri
akan dapat lebih memacu dan tahan lama, dibandingkan dengan sikap
disiplin yang timbul karena adanya pengawasan dari orang lain. Seseorang
yang bertindak disiplin karena ada pengawasan, ia akan bertindak
semaunya dalam proses belajar disiplin apabila tidak ada pengawas.
Apabila melanggar dapat dilakukan dua macam tindakan yaitu koreksi untuk
memperbaiki kesalahan dan berupa sanksi. Keduanya harus dilaksanakan
secara konsisten untuk mencegah terjadinya penyimpangan dan pelanggaran
terhadap norma dan kaidah yang telah disepakati bersama. Hal ini
dilakukan mengingat orang cenderung berperilaku sesuka hati, begitu pula
di lingkungan keluarga. Disiplin perlu diajarkan kepada anak sejak
kecil oleh orang tuanya, anak yang dididik disiplin perlu mendapatkan
perlakuan yang sesuai / sepatutnya bagi orang yang belajar. Apabila anak
telah mengetahui kegunaan dari disiplin, maka anak sebagai manifestasi
dari tindakan disiplin akan timbul dari kesadarannya sendiri, bukan
merupakan suatu keterpaksaan atau paksaan dari orang lain. Sehingga anak
akan berlaku tertib dan teratur dalam baik di sekolah, di rumah dan di
lingkungan masyarakat.
- Menurut ahli lain, Soegeng Prijodarminto (1994:23) mengemukakan sebagai berikut:
Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui
proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan,
kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan atau ketertiban. Nilai-nilai
tersebut telah menjadi bagian perilaku dalam kehidupannya. Perilaku itu
tercipta melalui proses binaan melalui keluarga, pendidikan dan
pengalaman.
Dari pendapat ahli di atas diketahui bahwa disiplin akan tumbuh dan
dapat dibina melalui latihan, pendidikan atau penanaman kebiasaan dengan
keteladanan-keteladanan tertentu, yang harus dimulai sejak ada dalam
lingkungan keluarga, mulai pada masa kanak-kanak dan terus tumbuh
berkembang dan menjadikannya bentuk disiplin yang semakin kuat. Disiplin
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah disiplin belajar di sekolah
dan di rumah.
- Unsur-unsur Disiplin
Menurut Tulus Tu’u (2004:33) menyebutkan unsur – unsur disiplin adalah sebagai berikut.
1). Mengikuti dan menaati peraturan, nilai dan hukum yang berlaku
2). Pengikutan dan ketaatan tersebut terutama muncul karena adanya
kesadaran diri bahwa hal itu berguna bagi kebaikan dan keberhasilan
dirinya. Dapat juga muncul karena rasa takut, tekanan, paksaan dan
dorongan dari luar dirinya
3). Sebagai alat pendidikan untuk mempengaruhi, mengubah, membina,
dan membentuk perilaku sesuai dengan nilai-nilai yang ditentukan atau
diajarkan
4). Hukuman yang diberikan bagi yang melanggar ketentuan yang
berlaku, dalam rangka mendidik, melatih, mengendalikan dan memperbaiki
tingkah laku
5). Peraturan-peraturaan yang berlaku sebagai pedoman dan ukuran perilaku
3. Perlunya disiplin
Disiplin diperlukan oleh siapa pun dan di mana pun. Hal itu
disebabkan di mana pun seseorang berada, di sana selalu ada peraturan
atau tata tertib. Soegeng Prijodarminto (1994:13) mengatakan “di jalan,
di kantor, di toko, swalayan, di rumah sakit, di stasiun, naik bus, naik
lift, dan sebagainya, diperlukan adanya ketertiban dan keteraturan”.
Jadi, manusia mustahil hidup tanpa disiplin. Manusia memerlukan
disiplin dalam hidupnya di mana pun berada. Apabila manusia mengabaikan
disiplin, akan menghadapi banyak masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu, perilaku hidupnya tidak sesuai dengan peraturan yang
berlaku di tempat manusia berada dan yang menjadi harapan. Tulus Tu’u
(2004:37) mengatakan “disiplin berperan penting dalam membentuk individu
yang berciri keunggulan”. Disiplin itu penting karena alasan berikut
ini:
1) Dengan disiplin yang muncul karena kesadaran diri, siswa berhasil
dalam belajarnya. Sebaliknya, siswa yang kerap kali melanggar ketentuan
sekolah pada umumnya terhambat optimalisasi potensi dan prestasinya.
2) Tanpa disiplin yang baik, suasana sekolah dan juga kelas, menjadi
kurang kondusif bagi kegiatan pembelajaran. Secara positif, disiplin
memberi dukungan lingkungan yang tenang dan tertib bagi proses
pembelajaran.
3) Orang tua senantiasa berharap di sekolah anak-anak dibiasakan
dengan norma-norma, nilai kehidupan dan disiplin. Dengan demikian,
anak-anak dapat menjadi individu yang tertib, teratur dan disiplin.
4) Disiplin merupakan jalan bagi siswa untuk sukses dalam belajar dan
kelak ketika bekerja. Kesadaran pentingnya norma, aturan, kepatuhan dan
ketaatan merupakan prasyarat kesuksesan seseorang.
Ahli lain, Singgih D. Gunarsa (1992:137) menyatakan disiplin perlu dalam mendidik anak supaya anak dengan mudah :
1) Meresapkan pengetahuan dan pengertian sosial antara lain mengenai hak milik orang lain
2) Mengerti dan segera menurut, untuk menjalankaan kewajiban dan secara langsung mengerti larangan-larangan
3) Mengerti tingkah laku yang baik dan buruk
4) Belajar mengendalikan keinginan dan berbuat sesuatu tanpa merasa terancam oleh hukuman
5) Mengorbankan kesenangan sendiri tanpa peringatan dari orang lain
- Fungsi Disiplin
Disiplin sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap orang disiplin
menjadi prasyarat bagi pembentukan sikap, perilaku,dan tata kehidupan
berdisiplin, yang akan mengantar seseorang sukses dalam belajar dan
kelak ketika bekerja. Berikut ini akan dibahas beberapa fungsi disiplin
menurut Tulus Tu’u (2004:38) yaitu:
- Menata Kehidupan Bersama
Fungsi disiplin adalah mengatur tata kehidupan manusia, dalam
kelompok tertentu atau dalam masyarakat. Dengan begitu, hubungan antara
individu satu dengan yang lain menjadi baik dan lancar.
- Membangun Kepribadian
Lingkungan yang berdisiplin baik, sangat berpengaruh terhadap
kepribadian seseorang. Apalagi seseorang yang sedang tumbuh
kepribadiannya, tentu lingkungan sekitar yang tertib, teratur, tenang,
tenteram, sangat berperan dalam membangun kepribadian yang baik.
- Melatih Kepribadian
Sikap, perilaku dan pola kehidupan yang baik dan berdisiplin tidak
terbentuk serta-merta dalam waktu singkat. Namun, terbentuk melalui satu
proses yang membutuhkan waktu panjang. Salah satu proses untuk
membentuk kepribadian tersebut dilakukan melalui latihan.
- Pemaksaan
Dari pendapat itu, disiplin dapat terjadi karena dorongan kesadaran
diri disiplin dengan motif kesadaran diri ini lebih baik dan kuat.
Dengan melakukan kepatuhan dan ketaatan atas kesadaran diri, bermanfaat
bagi kebaikan dan kemajuan diri. Sebaliknya, disiplin dapat pula terjadi
karena adanya pemaksaan dan tekanan dari luar.
- Hukuman
Tata tertib yang berlaku dalam kehidupan baik dari masyarakat atau
lembaga biasanya berisi hal-ha1 positif yang harus dilakukan oleh setiap
orang. Sisi lainnya berisi sanksi atau hukuman bagi yang melanggar tata
tertib tersebut, ancaman sanksi / hukuman sangat penting karena dapat
memberi dorongan dan kekuatan bagi seseorang untuk menaati dan
mematuhinya. Tanpa ancaman hukuman / sanksi, dorongan ketaatan dan
kepatuhan dapat diperlemah, motivasi untuk hidup mengikuti aturan yang
berlaku menjadi lemah.
- Menciptakan Lingkungan yang Kondusif
Misal disiplin sekolah berfungsi mendukung terlaksananya proses dan
kegiatan pendidikan agar berjalan lancar. Ha1 itu dicapai dengan
merancang peraturan sekolah, yakni peraturan bagi guru-guru, dan bagi
para siswa, serta peraturan-peraturan lain yang dianggap perlu. Kemudian
diimplementasikan secara konsisten dan konsekuen. Dengan demikian,
sekolah menjadi lingkungan pendidikan yang aman, tenang, tenteram,
tertib dan teratur. Lingkungan seperti ini adalah lingkungan yang
kondusif bagi pendidikan.
- Macam-macam Disiplin
Pembahasan mengenai disiplin dibagi dalam dua bagian: 1. teknik
disiplin dan 2. disiplin individu dan sosial. Hadisubrata (1998:58-62)
menyatakan “teknik disiplin dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu
otoritarian, permisif, demokratis”. Ketiga hal itu diuraikan sebagai
berikut:
1). Disiplin Otoritarian
Dalam disiplin otoritarian, peraturan dibuat sangat ketat dan rinci.
Orang yang berada dalam lingkungan disiplin ini diminta mematuhi dan
menaati peraturan yang telah disusun dan berlaku di tempat itu. Apabila
gagal mentaati dan mematuhi peraturan yang berlaku, akan menerima sanksi
atau hukuman berat. Sebaliknya, bila berhasil memenuhi peraturan,
kurang mendapat penghargaan atau hal itu sudah dianggap sebagai
kewajiban. Jadi, tidak perlu mendapat penghargaan lagi.
2). Disiplin Permisif
Dalam disiplin ini seseorang dibiarkan bertindak menurut
keinginannya. Kemudian dibebaskan untuk mengambil keputusan sendiri dan
bertindak sesuai dengan keputusan yang diambilnya itu.
3). Disiplin Demokratis
Pendekatan disiplin demokratis dilakukan dengan memberi penjelasan,
diskusi dan penalaran untuk membantu anak memahami mengapa diharapkan
mematuhi dan mentaati peraturan yang ada.
Demikianlah tiga macam teknik disiplin. Disiplin otoritarian sangat
menekankan kepatuhan dan ketaatan serta sanksi bagi para pelanggarnya.
Disiplin permisif memberi kebebasan kepada siswa untuk mengambil
keputusan dan tindakan. Disiplin demokratis menekankan kesadaran dan
tanggung jawab.
Kemudian akan disebutkan macam – macam disiplin belajar. Dalam
penelitian ini disiplin belajar yang dimaksud dibagi menjadi dua yaitu
disiplin belajar di sekolah dan disiplin belajar di rumah.
- Pengertian Disiplin
Disiplin merupakan istilah yang sudah memasyarakat di berbagai
instansi pemerintah maupun swasta. Kita mengenal adanya disiplin kerja,
disiplin lalu lintas, disiplin belajar dan macam istilah disiplin yang
lain. Untuk lebih memahami tentang disiplin belajar terlebih dahulu akan
dikemukakan pengertian disiplin menurut beberapa ahli:
- Menurut Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) (1997:11) menyebutkan
“makna kata disiplin dapat dipahami dalam kaitannya dengan ‘latihan
yang memperkuat’, ‘koreksi dan sanksi’, ‘kendali atau terciptanya
ketertiban dan keteraturan’, dan ‘sistem aturan tata laku”.
Disiplin dikaitkan dengan latihan yang memperkuat, terutama
ditekankan pada pikiran dan watak untuk menghasilkaan kendali diri,
kebiasaan untuk patuh, dll. Disiplin dalam kaitannya dengan koreksi atau
sanksi terutama diperlukan dalam suatu lembaga yang telah mempunyai
tata tertib yang baik. Bagi yang melanggar tata tertib dapat dilakukan
dua macam tindakan, yaitu berupa koreksi untuk memperbaiki kesalahan dan
berupa sanksi. Kendali atau terciptanya ketertiban dan keteraturan
berarti orang yang disiplin adalah yang mampu mengendalikan diri untuk
menciptakan ketertiban dan keteraturan. Sistem tata laku dimaksudkan
bahwa setiap kelompok manusia, masyarakat, atau bangsa selalu terikat
kepada berbagai peraturan yang mengatur hubungan sesama anggotanya
maupun hubungannya dengan masyarakat, bangsa atau negara.
Seseorang perlu memiliki sikap disiplin dengan melakukan latihan yang
memperkuat dirinya sendiri untuk selalu terbiasa patuh dan mempertinggi
daya kendali diri. Sikap disiplin yang timbul dari kesadarannya sendiri
akan dapat lebih memacu dan tahan lama, dibandingkan dengan sikap
disiplin yang timbul karena adanya pengawasan dari orang lain. Seseorang
yang bertindak disiplin karena ada pengawasan, ia akan bertindak
semaunya dalam proses belajar disiplin apabila tidak ada pengawas.
Apabila melanggar dapat dilakukan dua macam tindakan yaitu koreksi untuk
memperbaiki kesalahan dan berupa sanksi. Keduanya harus dilaksanakan
secara konsisten untuk mencegah terjadinya penyimpangan dan pelanggaran
terhadap norma dan kaidah yang telah disepakati bersama. Hal ini
dilakukan mengingat orang cenderung berperilaku sesuka hati, begitu pula
di lingkungan keluarga. Disiplin perlu diajarkan kepada anak sejak
kecil oleh orang tuanya, anak yang dididik disiplin perlu mendapatkan
perlakuan yang sesuai / sepatutnya bagi orang yang belajar. Apabila anak
telah mengetahui kegunaan dari disiplin, maka anak sebagai manifestasi
dari tindakan disiplin akan timbul dari kesadarannya sendiri, bukan
merupakan suatu keterpaksaan atau paksaan dari orang lain. Sehingga anak
akan berlaku tertib dan teratur dalam baik di sekolah, di rumah dan di
lingkungan masyarakat.
- Menurut ahli lain, Soegeng Prijodarminto (1994:23) mengemukakan sebagai berikut:
Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui
proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan,
kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan atau ketertiban. Nilai-nilai
tersebut telah menjadi bagian perilaku dalam kehidupannya. Perilaku itu
tercipta melalui proses binaan melalui keluarga, pendidikan dan
pengalaman.
Dari pendapat ahli di atas diketahui bahwa disiplin akan tumbuh dan
dapat dibina melalui latihan, pendidikan atau penanaman kebiasaan dengan
keteladanan-keteladanan tertentu, yang harus dimulai sejak ada dalam
lingkungan keluarga, mulai pada masa kanak-kanak dan terus tumbuh
berkembang dan menjadikannya bentuk disiplin yang semakin kuat. Disiplin
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah disiplin belajar di sekolah
dan di rumah.
- Unsur-unsur Disiplin
Menurut Tulus Tu’u (2004:33) menyebutkan unsur – unsur disiplin adalah sebagai berikut.
1). Mengikuti dan menaati peraturan, nilai dan hukum yang berlaku
2). Pengikutan dan ketaatan tersebut terutama muncul karena adanya
kesadaran diri bahwa hal itu berguna bagi kebaikan dan keberhasilan
dirinya. Dapat juga muncul karena rasa takut, tekanan, paksaan dan
dorongan dari luar dirinya
3). Sebagai alat pendidikan untuk mempengaruhi, mengubah, membina,
dan membentuk perilaku sesuai dengan nilai-nilai yang ditentukan atau
diajarkan
4). Hukuman yang diberikan bagi yang melanggar ketentuan yang
berlaku, dalam rangka mendidik, melatih, mengendalikan dan memperbaiki
tingkah laku
5). Peraturan-peraturaan yang berlaku sebagai pedoman dan ukuran perilaku
3. Perlunya disiplin
Disiplin diperlukan oleh siapa pun dan di mana pun. Hal itu
disebabkan di mana pun seseorang berada, di sana selalu ada peraturan
atau tata tertib. Soegeng Prijodarminto (1994:13) mengatakan “di jalan,
di kantor, di toko, swalayan, di rumah sakit, di stasiun, naik bus, naik
lift, dan sebagainya, diperlukan adanya ketertiban dan keteraturan”.
Jadi, manusia mustahil hidup tanpa disiplin. Manusia memerlukan
disiplin dalam hidupnya di mana pun berada. Apabila manusia mengabaikan
disiplin, akan menghadapi banyak masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu, perilaku hidupnya tidak sesuai dengan peraturan yang
berlaku di tempat manusia berada dan yang menjadi harapan. Tulus Tu’u
(2004:37) mengatakan “disiplin berperan penting dalam membentuk individu
yang berciri keunggulan”. Disiplin itu penting karena alasan berikut
ini:
1) Dengan disiplin yang muncul karena kesadaran diri, siswa berhasil
dalam belajarnya. Sebaliknya, siswa yang kerap kali melanggar ketentuan
sekolah pada umumnya terhambat optimalisasi potensi dan prestasinya.
2) Tanpa disiplin yang baik, suasana sekolah dan juga kelas, menjadi
kurang kondusif bagi kegiatan pembelajaran. Secara positif, disiplin
memberi dukungan lingkungan yang tenang dan tertib bagi proses
pembelajaran.
3) Orang tua senantiasa berharap di sekolah anak-anak dibiasakan
dengan norma-norma, nilai kehidupan dan disiplin. Dengan demikian,
anak-anak dapat menjadi individu yang tertib, teratur dan disiplin.
4) Disiplin merupakan jalan bagi siswa untuk sukses dalam belajar dan
kelak ketika bekerja. Kesadaran pentingnya norma, aturan, kepatuhan dan
ketaatan merupakan prasyarat kesuksesan seseorang.
Ahli lain, Singgih D. Gunarsa (1992:137) menyatakan disiplin perlu dalam mendidik anak supaya anak dengan mudah :
1) Meresapkan pengetahuan dan pengertian sosial antara lain mengenai hak milik orang lain
2) Mengerti dan segera menurut, untuk menjalankaan kewajiban dan secara langsung mengerti larangan-larangan
3) Mengerti tingkah laku yang baik dan buruk
4) Belajar mengendalikan keinginan dan berbuat sesuatu tanpa merasa terancam oleh hukuman
5) Mengorbankan kesenangan sendiri tanpa peringatan dari orang lain
- Fungsi Disiplin
Disiplin sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap orang disiplin
menjadi prasyarat bagi pembentukan sikap, perilaku,dan tata kehidupan
berdisiplin, yang akan mengantar seseorang sukses dalam belajar dan
kelak ketika bekerja. Berikut ini akan dibahas beberapa fungsi disiplin
menurut Tulus Tu’u (2004:38) yaitu:
- Menata Kehidupan Bersama
Fungsi disiplin adalah mengatur tata kehidupan manusia, dalam
kelompok tertentu atau dalam masyarakat. Dengan begitu, hubungan antara
individu satu dengan yang lain menjadi baik dan lancar.
- Membangun Kepribadian
Lingkungan yang berdisiplin baik, sangat berpengaruh terhadap
kepribadian seseorang. Apalagi seseorang yang sedang tumbuh
kepribadiannya, tentu lingkungan sekitar yang tertib, teratur, tenang,
tenteram, sangat berperan dalam membangun kepribadian yang baik.
- Melatih Kepribadian
Sikap, perilaku dan pola kehidupan yang baik dan berdisiplin tidak
terbentuk serta-merta dalam waktu singkat. Namun, terbentuk melalui satu
proses yang membutuhkan waktu panjang. Salah satu proses untuk
membentuk kepribadian tersebut dilakukan melalui latihan.
- Pemaksaan
Dari pendapat itu, disiplin dapat terjadi karena dorongan kesadaran
diri disiplin dengan motif kesadaran diri ini lebih baik dan kuat.
Dengan melakukan kepatuhan dan ketaatan atas kesadaran diri, bermanfaat
bagi kebaikan dan kemajuan diri. Sebaliknya, disiplin dapat pula terjadi
karena adanya pemaksaan dan tekanan dari luar.
- Hukuman
Tata tertib yang berlaku dalam kehidupan baik dari masyarakat atau
lembaga biasanya berisi hal-ha1 positif yang harus dilakukan oleh setiap
orang. Sisi lainnya berisi sanksi atau hukuman bagi yang melanggar tata
tertib tersebut, ancaman sanksi / hukuman sangat penting karena dapat
memberi dorongan dan kekuatan bagi seseorang untuk menaati dan
mematuhinya. Tanpa ancaman hukuman / sanksi, dorongan ketaatan dan
kepatuhan dapat diperlemah, motivasi untuk hidup mengikuti aturan yang
berlaku menjadi lemah.
- Menciptakan Lingkungan yang Kondusif
Misal disiplin sekolah berfungsi mendukung terlaksananya proses dan
kegiatan pendidikan agar berjalan lancar. Ha1 itu dicapai dengan
merancang peraturan sekolah, yakni peraturan bagi guru-guru, dan bagi
para siswa, serta peraturan-peraturan lain yang dianggap perlu. Kemudian
diimplementasikan secara konsisten dan konsekuen. Dengan demikian,
sekolah menjadi lingkungan pendidikan yang aman, tenang, tenteram,
tertib dan teratur. Lingkungan seperti ini adalah lingkungan yang
kondusif bagi pendidikan.
- Macam-macam Disiplin
Pembahasan mengenai disiplin dibagi dalam dua bagian: 1. teknik
disiplin dan 2. disiplin individu dan sosial. Hadisubrata (1998:58-62)
menyatakan “teknik disiplin dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu
otoritarian, permisif, demokratis”. Ketiga hal itu diuraikan sebagai
berikut:
1). Disiplin Otoritarian
Dalam disiplin otoritarian, peraturan dibuat sangat ketat dan rinci.
Orang yang berada dalam lingkungan disiplin ini diminta mematuhi dan
menaati peraturan yang telah disusun dan berlaku di tempat itu. Apabila
gagal mentaati dan mematuhi peraturan yang berlaku, akan menerima sanksi
atau hukuman berat. Sebaliknya, bila berhasil memenuhi peraturan,
kurang mendapat penghargaan atau hal itu sudah dianggap sebagai
kewajiban. Jadi, tidak perlu mendapat penghargaan lagi.
2). Disiplin Permisif
Dalam disiplin ini seseorang dibiarkan bertindak menurut
keinginannya. Kemudian dibebaskan untuk mengambil keputusan sendiri dan
bertindak sesuai dengan keputusan yang diambilnya itu.
3). Disiplin Demokratis
Pendekatan disiplin demokratis dilakukan dengan memberi penjelasan,
diskusi dan penalaran untuk membantu anak memahami mengapa diharapkan
mematuhi dan mentaati peraturan yang ada.
Demikianlah tiga macam teknik disiplin. Disiplin otoritarian sangat
menekankan kepatuhan dan ketaatan serta sanksi bagi para pelanggarnya.
Disiplin permisif memberi kebebasan kepada siswa untuk mengambil
keputusan dan tindakan. Disiplin demokratis menekankan kesadaran dan
tanggung jawab.
Kemudian akan disebutkan macam – macam disiplin belajar. Dalam
penelitian ini disiplin belajar yang dimaksud dibagi menjadi dua yaitu
disiplin belajar di sekolah dan disiplin belajar di rumah.